5 Mitos Enkripsi

Credit image: Freepix

Bagi dunia bisnis modern, enkripsi bukan hanya sekadar melindungi file-file sensitif. Ini adalah sebuah keharusan yang diatur oleh berbagai regulator dan bahkan menjadi syarat dari penyedia asuransi siber.

Namun, masih banyak mitos yang beredar mengenai lapisan keamanan yang sangat berguna ini. Kebanyakan mitos berusaha menggambarkan enkripsi sebagai sesuatu yang lambat, mahal, atau bahkan sudah tidak relevan karena adanya elemen keamanan aktif lainnya. Semua ini tidak benar. Artikel ini akan menjelaskan alasannya.

Baca juga: Lindungi Data dengan Enkripsi Seperti Perusahaan Besar

Memahami Enkripsi

5 Mitos Enkripsi
Credit image: Pixabay

Pertama-tama, mari kita tegaskan satu hal: Enkripsi bukanlah solusi tunggal yang menyelesaikan semua masalah, seperti yang sering diklaim oleh banyak orang dan regulasi.

Namun, enkripsi adalah salah satu lapisan keamanan yang memiliki dampak besar. Ada alasan mengapa pelaku ransomware sangat suka menggunakan enkripsi untuk memaksa bisnis membayar tebusan.

Bagaimana Enkripsi Bekerja

Pada dasarnya, enkripsi mengubah data yang dapat dibaca (plaintext) menjadi format yang tidak dapat dibaca (ciphertext) menggunakan algoritma dan kunci. Tanpa kunci yang tepat, seseorang tidak dapat menguraikan file yang dilindungi.

Beberapa jenis enkripsi umum meliputi:

  1. Enkripsi Simetris: Menggunakan satu kunci untuk mengenkripsi dan mendekripsi ciphertext. Jenis ini paling sering digunakan oleh mekanisme enkripsi penyimpanan data.
  2. Enkripsi Asimetris: Menggunakan dua kunci: satu kunci publik dan satu kunci pribadi. Satu kunci mengenkripsi, sementara kunci lainnya mendekripsi file atau pesan. Enkripsi asimetris biasanya digunakan oleh aplikasi pesan, meskipun beberapa aplikasi menggunakan kedua jenis enkripsi sekaligus untuk lebih mengamankan komunikasi.

Jangan Lupakan Hashing

Hashing adalah bentuk enkripsi lain. Ia mengubah plaintext melalui algoritma menjadi nilai hash, menciptakan “sidik jari” data yang unik.

Ini paling efektif ketika, misalnya, seseorang ingin mengacak password yang tersimpan menjadi format yang tidak dapat dibaca, sehingga tidak akan disalahgunakan oleh orang lain yang mengaksesnya, ini adalah kasus penggunaan yang bagus untuk manajer password.

Setiap Jenis Punya Kegunaan Sendiri

Setiap jenis enkripsi biasanya cocok untuk kasus penggunaan yang berbeda. Dalam lingkungan bisnis, perlindungan perangkat dan penyimpanan data mereka adalah yang terpenting. Itulah mengapa enkripsi full disk sangat penting dan juga direkomendasikan oleh regulasi data seperti General Data Protection Regulation (GDPR).

Lebih jauh, enkripsi folder atau file juga berguna ketika bisnis ingin memastikan data mereka tetap aman selama serangan siber, menempatkan lapisan keamanan tambahan di atasnya.

Selain itu, enkripsi dapat ditemukan di banyak tempat lain. Sebuah VPN (Virtual Private Network) mengenkripsi koneksi jaringan seseorang ke server eksternal, menciptakan terowongan yang dilindungi untuk mengakses jaringan internal perusahaan, misalnya, membuat data yang disampaikan tidak dapat dibaca oleh pengintai. Lalu ada enkripsi email/pesan, yang menciptakan komunikasi terlindungi di kedua ujungnya.

Enkripsi benar-benar ada di sekitar kita. Lalu mengapa banyak mitos yang beredar?

Baca juga: Enkripsi Hibrid

Membongkar Mitos Enkripsi

5 Mitos Enkripsi
Credit image: Freepix

Ada cukup banyak mitos seputar enkripsi—mulai dari orang yang mengatakan itu adalah kerugian hingga klaim bahwa itu membuat PC mereka lambat atau sama sekali tidak berguna bagi bisnis mereka.

Mungkin sudah saatnya untuk menyingkirkan beberapa mitos ini. Berikut adalah lima argumen yang menyanggah lima mitos berbeda:

1. Mitos: Enkripsi adalah Kerugian

Pada tahun 2024, ESET Blog menyoroti BitLocker sniffing, sebuah serangan yang dapat melewati fitur enkripsi bawaan di Windows pada mesin yang Trusted Platform Module (TPM) mereka tidak terintegrasi ke dalam unit pemrosesan pusat (CPU).

Meskipun begitu, ini adalah kasus yang sangat spesifik dari serangan yang sangat rumit, yang mengharuskan penyerang untuk secara fisik mengintip komunikasi terenkripsi antara TPM dan CPU.

Apakah ini berarti setiap solusi enkripsi rentan terhadap serangan? Tidak! Contohnya, ESET Full Disk Encryption (EFDE) melindungi dari serangan semacam itu karena memerlukan otentikasi sekunder (kata sandi) sebelum proses dekripsi dimulai.

2. Mitos: Enkripsi Membuat PC Saya Lambat

Apakah enkripsi berdampak pada kinerja sistem? Ya. Tapi tidak signifikan. Pertama, proses boot (menyala) memang sedikit melambat karena Anda perlu memasukkan kata sandi.

Dengan EFDE, Anda sebenarnya bisa menggunakan fitur single sign-on (SSO) untuk mengotentikasi enkripsi dan akses Windows dengan kata sandi yang sama sekaligus, membuat bootup lebih sederhana.

Kedua, memang benar bahwa enkripsi perangkat lunak menggunakan beberapa sumber daya komputer (CPU/penyimpanan), tetapi itu tidak membuat banyak perbedaan, terutama jika mempertimbangkan implikasi tidak adanya keamanan tambahan.

Sejatinya, serangan ransomware harus menyebabkan penurunan kinerja yang sangat kecil mengingat implikasi yang lebih luas dari serangan semacam itu yang mengganggu kelangsungan bisnis, di samping biaya besar dan potensi masalah hukum.

3. Mitos: Enkripsi itu Rumit

Pengguna mungkin berpikir bahwa enkripsi membutuhkan semacam sihir dari mereka. Memang benar, prosesnya memang “ajaib”, tapi tidak rumit. Untuk EFDE, Anda hanya perlu membeli langganan, dan dengan beberapa klik, penyimpanan Anda terlindungi.

4. Mitos: Enkripsi itu Mahal

Bertentangan dengan mitos populer bahwa keamanan itu mahal, sebenarnya lebih murah daripada dampak serangan siber, yang rata-rata menimbulkan kerugian $4,88 juta.

Sebagai contoh, langganan satu tahun ESET PROTECT Advanced untuk lima perangkat berharga $275, dan dilengkapi dengan banyak fitur di luar enkripsi.

Masih terlalu mahal? Dalam hal ini, sebagian besar perangkat seluler dan sistem operasi, seperti Windows 11, dilengkapi dengan fitur enkripsi bawaan. Apakah jenis perlindungan semacam itu cukup untuk bisnis Anda, itu terserah Anda.

Baca juga: Enkripsi Jarak Jauh

5. Mitos: Enkripsi itu Redundan (Tidak Perlu)

5 Mitos Enkripsi
Credit image: Freepix

Beberapa pemilik bisnis mungkin berpendapat bahwa mereka tidak memerlukan enkripsi karena mereka tidak bekerja dengan data sensitif atau tidak cukup besar untuk menjadi target menarik bagi pelaku ancaman.

Ini adalah mitos yang dirancang untuk menyembunyikan keengganan mereka untuk melihat kebenaran tentang lanskap ancaman, serta untuk menghemat sedikit anggaran mereka.

Tanyakan pada diri Anda: Apakah data keuangan Anda tidak berharga? Apakah data pribadi Anda atau data karyawan Anda dan pekerjaan mereka tidak penting? Apakah Anda cukup fatalistis untuk mempertaruhkan kelangsungan bisnis Anda pada fakta bahwa tidak ada yang ingin mengeksploitasi Anda? Ingat, bahkan toko alat eceran kecil harus menyimpan data penjualan/pajak/gaji/dll. Apakah informasi tersebut tidak signifikan?

Dengan ESET Endpoint Encryption, Anda dapat menghindari ancaman ini hanya dengan mengenkripsi file/folder/flash drive Anda, dan bahkan email serta lampiran.

Enkripsi tidak redundan. Jika seseorang mencuri laptop kerja Anda, enkripsi dapat melindungi data Anda dari akses yang tidak terpercaya. Jika pelaku ancaman seperti Mallox atau Embargo ingin menghentikan bisnis Anda sampai Anda membayar tebusan besar, enkripsi dapat mencegahnya dengan melindungi file-file terpenting Anda.

Mempercayai Enkripsi

Apa yang selalu benar tentang keamanan siber adalah bahwa lapisan itu penting. Enkripsi adalah teknologi krusial di era konektivitas kita saat ini. Mulai dari drive penyimpanan hingga komunikasi daring, enkripsi ada di sekitar kita.

Dengan mitos-mitos yang telah terbongkar, yang tersisa hanyalah memercayai enkripsi untuk melakukan tugasnya. Ini sederhana, cepat, mudah diterapkan, dan perlu untuk melindungi dari akses atau manipulasi yang tidak sah.

 

 

 

 

Baca artikel lainnya:

 

 

 

Sumber berita:

 

Prosperita IT News