
Credit image: Freepix
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang menggerogoti gaji, tidak heran jika banyak orang mencari cara untuk mengelola uang mereka lebih baik. Sayangnya, para penipu memanfaatkan kebutuhan ini dengan skema yang semakin canggih di media sosial.
Makin sulit membedakan antara iklan investasi sungguhan dan palsu. Pelaku ancaman kini memiliki beragam taktik untuk menambah kredibilitas skema mereka, termasuk video deepfake yang dihasilkan oleh AI.
Baca juga: Tanda Seseorang Memata-matai Ponsel Anda |
Cara Kerja Penipuan Deepfake Finansial
Menurut FBI, penipuan investasi telah menjadi sumber penghasilan terbesar bagi penjahat siber selama beberapa tahun. Kerugian yang dilaporkan mencapai hampir $6,6 miliar, jauh melampaui kerugian dari jenis kejahatan lain.
Banyak penipuan ini dimulai dengan iklan menyesatkan di media sosial, yang berfungsi sebagai umpan untuk mencuri informasi pribadi korban atau mengarahkan mereka langsung ke skema investasi palsu.
Contoh Kasus:
Pada Juni 2025, iklan Instagram meniru bank-bank terkemuka, menawarkan tingkat bunga tinggi atau menggunakan deepfake ahli strategi investasi untuk memanen data pribadi dan mengarahkan korban ke grup WhatsApp penipuan.
Kampanye Nomani Trojan yang diamati ESET pada tahun 2024 menggunakan iklan palsu di Facebook, Instagram, X, dan YouTube yang meniru media berita lokal atau menggunakan visual bertema keuangan dengan nama-nama yang sering berubah-ubah.
Ciri-ciri lain dari kampanye penipuan ini adalah konten yang sangat terlokalisasi (misalnya, menggunakan citra Elon Musk di Amerika Utara), penggunaan akun palsu atau diretas, dan video deepfake dengan kualitas rendah atau suara yang tidak alami.
Tujuan utamanya adalah meyakinkan korban untuk memberikan informasi pribadi mereka, yang kemudian digunakan oleh penipu untuk menelepon langsung dan membujuk mereka agar berinvestasi, mengambil pinjaman, atau bahkan menginstal perangkat lunak akses jarak jauh.

Mengapa Kita Terus Menjadi Korban?
Meskipun tanda-tanda penipuan ini tampak jelas, banyak orang tetap menjadi korban karena:
- Tekanan Finansial: Keinginan untuk mendapatkan keuntungan finansial yang cepat dan mudah di tengah kesulitan ekonomi.
- Rentang Perhatian yang Menurun: Terutama pada perangkat seluler, membuat tanda-tanda peringatan sering terlewatkan.
- Ketidakpahaman Terhadap Taktik Baru: Banyak orang tidak familier dengan taktik terbaru seperti video deepfake, yang membuat mereka lebih rentan.
- Lokalitas dan Kredibilitas Palsu: Ancaman ini sangat terlokalisasi, menggunakan akun yang sah (diretas), dan terkadang muncul di peringkat teratas hasil pencarian.
Baca juga: Mitigasi Siber Menyambut 2025 |
Cara Tetap Aman
Penipuan investasi semakin marak. Hindari mereka dengan mengenali tanda-tanda peringatan berikut:
- Iklan mencolok yang menjanjikan keuntungan “terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.”
- Dukungan selebritas yang tidak diverifikasi keasliannya.
- Video yang terlihat tidak wajar, memiliki gangguan visual, atau sinkronisasi audio-video yang buruk.
- Tekanan untuk bertindak cepat.
- Jaminan pengembalian investasi (guaranteed ROI).
Langkah-langkah untuk menjaga informasi dan keuangan Anda tetap aman:
- Selalu waspada terhadap tanda-tanda yang disebutkan di atas.
- Hindari mengklik iklan keuangan/investasi, bahkan jika terlihat berasal dari merek atau individu tepercaya.
- Cari ulasan online tentang skema investasi tertentu.
- Jangan pernah berinvestasi jika Anda tidak memahami cara kerjanya.
- Jangan pernah menanggapi tawaran dari pihak ketiga yang tidak Anda kenal.
- Pertimbangkan menggunakan perangkat lunak keamanan dari penyedia tepercaya seperti ESET.
- Jika Anda merasa telah menjadi korban, segera hubungi bank Anda untuk membekukan kartu terkait dan laporkan insiden tersebut kepada pihak berwajib.
Sumber berita: