Digitalmania – Menurut sebuah laporan yang disusun oleh Centers for Disease Control (CDC), dalam satu tahun, sekitar 2,2 juta kunjungan ruang gawat darurat ditujukan untuk luka otak traumatis (TBI). Mayoritas luka ini dianggap ringan dan biasanya disebut gegar otak. Cedera ini biasa terjadi pada olahraga yang memerlukan kontak tubuh seperti tinju atau beladiri dan tentara.
Kebanyakan individu yang menderita gegar otak mampu menyembuhkan kembali ke aktivitas otak normal, namun lima persen penderita bisa mengalami gejala jangka panjang. Ini disebut sindrom pasca-gegar otak dan bisa dalam bentuk sakit kepala, perubahan mood, dan masalah kognitif lainnya. Gejalanya disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak, sehingga lebih sulit bagi organ untuk menerima oksigen yang cukup.
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa mengobati pasien sindrom pasca-gegar otak dengan oksigen murni meningkatkan fungsi kognitif dan kualitas hidup pasien secara signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh sebuah tim di Universitas Tel Aviv di Israel, yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience, menunjukkan dengan tepat bagaimana perawatan ini menyembuhkan otak. Shai Efrati, peneliti utama menjelaskan bahwa “Sekali oksigen ekstra berdifusi ke daerah yang rusak, pasokan energi dan proses regeneratif dapat terjadi.” Oksigen ekstra membantu menumbuhkan kembali pembuluh darah dan serabut saraf.
Menggunakan perawatan oksigen hiperbarik untuk sindrom pasca-gegar otak masih perlu disetujui oleh FDA. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan kemanjurannya. Namun, jika pengobatan itu berlaku, ini akan menjadi yang pertama mengatasi penyebab sindrom ini. Digitalmania. (AN).