Tidak Tega Admin Ransomware Ziggy Kembalikan Uang Tebusan

Digitalmania – Hanya ada satu kata untuk menggambarkan ransomware, momok. Musuh paling menakutkan di dunia maya yang terus menjadi masalah tanpa henti, namun adakalanya ada saja cerita unik di baliknya.

Ini bermula dari pengumuman penghentian operasi ransomware Ziggy dan administrator ransomware tersebut juga menyatakan bahwa mereka akan mengembalikan uang tebusan yang diperoleh dari memeras korbannya.

Ransomware Ziggy ditutup pada awal Februari. Dalam pengumuman singkat, administrator operasi mengatakan bahwa mereka ‘sedih’ tentang apa yang mereka lakukan dan bahwa mereka memutuskan untuk mempublikasikan semua kunci dekripsi.

Diikuti keesokan harinya, pada 7 Februari, menawarkan file SQL dengan 922 kunci dekripsi yang dapat digunakan korban untuk membuka kunci file mereka.

Admin juga menyediakan alat dekripsi untuk mempermudah proses, bersama dengan source code untuk dekripsi yang tidak memerlukan koneksi internet agar berfungsi.

Kemudian pada 19 Maret, administrator ransomware Ziggy mengatakan bahwa mereka juga ingin mengembalikan uang tersebut kepada para korban yang membayar tebusan. Setelah seminggu hening, admin mengatakan bahwa mereka siap mengembalikan pembayaran.

Korban harus menghubungi admin di alamat email yang diberikan (ziggyransomware@secmail.pro) dengan bukti pembayaran mereka dalam bitcoin dan ID komputer, dan uang tersebut akan dikembalikan ke dompet bitcoin korban dalam waktu sekitar dua minggu.

Korban ransomware mendapatkan ransom note dengan petunjuk tentang cara menghubungi penjahat dunia maya untuk menegosiasikan pembayaran. Biasanya, pembayaran dinegosiasikan dengan fiat tetapi dibayar dalam Bitcoin.

Tapi, pada hari kunci dekripsi ransomware Ziggy dipublikasikan, harga Bitcoin sekitar $39.000. Lima hari sebelum admin mengumumkan bahwa mereka akan mengembalikan uang itu, Bitcoin melonjak di atas $ 61.000. Mengingat perbedaan harga, admin mendapat untung dari harga Bitcoin saat ini.

Administrator ransomware Ziggy memberi tahu bahwa mereka tinggal di ‘negara dunia ketiga’ dan motivasi mereka untuk membuat ransomware adalah finansial. Digitalmania. AN