Oksigen di Bulan

Digitalmania – Pesawat ruang angkasa Jepang SELENE (Kaguya) dan sebuah tim yang dipimpin oleh ilmuwan Kentaro Terada dari Osaka University di Jepang mendeteksi sampel elemen lunar yang diteliti mempunyai asal usul dari Bumi.

Penemuan ini dilaporkan di Nature Astronomy. tim percaya bahwa penemuan tersebut dapat menjelaskan perkembangan bumi miliaran tahun yang lalu, termasuk keadaan awal atmosfernya, mereka juga memiliki teori tentang bagaimana oksigen bumi berhasil mencapai Bulan.

Selama sekitar lima hari setiap bulan, Bulan terlindungi dari angin solar Matahari oleh magnetosfer Bumi, yaitu sebuah daerah seperti gelembung di mana medan magnet bumi memiliki pengaruh yang cukup besar. Para periset percaya bahwa ion oksigen perlahan-lahan bergerak dari Planet Biru ke Bulan selama jeda singkat ini dan tertanam di lapisan atas tanah dan batu yang longgar.

Atmosfer Kuno

Aktivitas geologi di Bumi telah menghapus bukti atmosfer kuno kita. Namun, ion oksigen di Bulan ini tetap bisa tertanam selama miliaran tahun. Oleh karena itu, mengumpulkan sampel oksigen terlantar ini dapat membantu peneliti memahami bagaimana atmosfir bumi telah berubah dari waktu ke waktu dan seberapa besar pengaruh perubahan ini terhadap evolusi berbagai bentuk kehidupan di Bumi.

Selain membantu kita memahami masa lalu Bumi, penelitian ini juga dapat membantu kita dalam upaya kolonisasi ruang angkasa. Kita memang membutuhkan oksigen untuk bernafas, bagaimanapun juga, dan Bulan tampaknya merupakan tujuan kolonisasi yang paling mungkin.

Jepang bertujuan untuk menempatkan astronot lain di Bulan pada tahun 2030, CEO Amazon Jeff Bezos percaya sudah waktunya bagi kita untuk menetap secara permanen di sana, dan Uni Emirat Arab (UEA) sudah punya rencananya sendiri untuk kolonisasi Bulan.

Mantan astronot Chris Hadfield menganggap kolonisasi Bulan adalah langkah paling logis berikutnya setelah berhasil menempatkan orang-orang di orbit dan membiarkan mereka berjalan di Bulan.

“Saya pikir jika kita mengikuti pola yang didorong secara historis, maka Bulan akan menjadi yang pertama sebelum Mars,” kata Hadfield dalam sebuah wawancara dengan New Scientist. “Bukan hanya untuk menegaskan kembali bahwa kita bisa sampai di sana, tapi untuk menunjukkan bahwa kita juga bisa tinggal di sana.” Digitalmania. (AN)