Rusia Ancam LinkedIn

Digitalmania – Pada bulan Juli 2014, Rusia menyetujui amandemen Hukum Data Personal Rusia yang mulai berlaku pada 1 September 2015, di mana perusahaan teknologi asing diharuskan menyimpan data pribadi warganya di dalam negeri.

Terkait amandemen ini, LinkedIn terancam mendapat larangan beroperasi di Rusia, setelah mereka gagal memenuhi hukum data lokasi Rusia yang memaksa perusahaan untuk menyimpan data pengguna Rusia di negaranya .

Jika tidak mampu mematuhi ketentuan hukum itu maka LinkedIn bisa menjadi jejaring sosial pertama yang akan diblokir oleh Roskomnadzor, regulator media pemerintahan federal Rusia karena tidak mengikuti aturan yang berlaku.

Berbeda cerita dengan Cina, LinkedIn adalah satu-satunya jejaring sosial yang tidak dilarang oleh pemerintah Cina karena bersedia bekerja sama dan menghapus konten kontroversial.

Rusia sendiri bukanlah negara pertama yang menegakkan hukum tersebut pada perusahaan teknologi asing. Beberapa bulan lalu, Iran juga menerapkan peraturan pada semua aplikasi media sosial dan perpesanan untuk memindahkan seluruh data dan aktivitas yang berhubungan dengan warga Iran ke server di Iran dalam waktu satu tahun.

Penerapan hukum ini adalah upaya melindungi data warga mereka dari pengawasan NSA yang memata-matai setiap email di setiap perusahaan teknologi Amerika, kasus ini diketahui saat Edward Snowden membongkar rahasia ini secara luas di depan publik.

Perusahaan besar teknologi seperti Google, Apple dan Viber dikabarkan sudah memindahkan beberapa server mereka ke Rusia tahun ini. Sementara, Facebook, Microsoft, Twitter menolak mematuhi aturan tersebut, dan mungkin mereka akan menjadi korban berikutnya Roskomnadzor setelah menghajar LinkedIn.

Roskomnadzor saat dimintai keterangan mengatakan “Mereka memiliki track record yang buruk, setiap tahun selalu ada skandal besar tentang keamanan data pengguna.” kata Vadim Ampelonsky pada Moskow Times.

Roskomnadzor juga mengatakan LinkedIn bukan hanya menolak untuk memindahkan server ke Rusia, tetapi perusahaan itu juga mengumpulkan dan mengirimkan data warga yang bahkan bukan pengguna jaringan sosial tanpa persetujuan. Digitalmania. (ANH)