Cara Hemat Anggaran Keamanan Siber Tanpa Mengundang Peretas

Image credit: Freepix

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, para pemimpin perusahaan (tingkat C-Level) sering kali merasa cemas dan mulai mencari bagian anggaran mana yang bisa dipangkas untuk menghemat biaya. Sayangnya, anggaran keamanan siber (cybersecurity) sering kali menjadi target utama.

Mengapa? Karena keamanan siber sering dianggap sebagai pusat biaya (cost center) ia tidak menghasilkan pendapatan secara langsung, melainkan mendukung kelancaran operasional dan potensi menghasilkan uang perusahaan.

Memotong anggarannya mungkin bisa membuat laporan keuangan kuartalan terlihat hijau, tetapi dalam jangka panjang, pemotongan ini justru bisa menjadi bom waktu yang melumpuhkan seluruh bisnis.

Baca juga: Industri Gim Menjadi Target Utama Penjahat Siber

Bahaya Memotong Anggaran Keamanan

Memperlambat atau menghentikan investasi di bidang keamanan siber bukanlah solusi yang bijak.

  • Bagi UMKM: Banyak bisnis kecil dan menengah sudah kesulitan untuk melindungi diri sendiri. Pemotongan anggaran membuat tim keamanan yang kecil menjadi semakin kewalahan dan kurang ahli.
  • Bagi Perusahaan Besar: Perusahaan multinasional memiliki lingkungan IT yang sangat kompleks. Memotong anggaran dapat menciptakan celah keamanan (security gaps) yang tersembunyi, terutama yang berhubungan dengan birokrasi dan masalah scaling (penyesuaian skala) yang dinamis.

Singkatnya, tidak adanya pertahanan yang kuat akan terasa dampaknya saat atau setelah serangan terjadi, di mana kerugian reputasi, denda, dan biaya pemulihan dapat mengubah seluruh pengeluaran tahunan menjadi sangat merah.

Menurut beberapa studi, insiden pembobolan data (data breach) bisa merugikan hingga $4,4 juta per kejadian, jumlah yang sangat besar.

Cara Hemat Anggaran Keamanan Siber Tanpa Mengundang Peretas
Image credit: Freepix

Optimasi, Bukan Pemotongan

Daripada memotong, perusahaan harus memikirkan kembali bagaimana cara mereka mengelola keamanan siber dengan efektif dan efisien.

Sudah saatnya bisnis memutuskan apakah keamanan siber akan tetap menjadi Belanja Modal (CAPEX) investasi besar di awal untuk aset internal seperti merekrut banyak staf dan membeli server mahal.

Atau diubah menjadi Biaya Operasional (OPEX) pembayaran berkala untuk layanan yang dikelola pihak lain yang jelas lebih praktis dan hemat.

Inilah mengapa mengubah pendekatan menjadi OPEX, terutama melalui Layanan Keamanan Terkelola (Managed Security Service), lebih masuk akal.

1. Ubah Biaya Internal Menjadi Layanan Luar

Keamanan internal membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi, seperti:

  • Rekrutmen dan Gaji: Mencari dan menggaji ahli keamanan tingkat tinggi (SOC) sangat mahal.
  • Pelatihan (Upskilling): Biaya pelatihan tim internal agar tetap update dengan ancaman terbaru.
  • Audit dan Pemeliharaan: Biaya pemeliharaan perangkat keras, software, dan audit kepatuhan.

Dengan beralih ke penyedia layanan keamanan terkelola (MSSP – Managed Security Service Provider), perusahaan bisa melewati semua proses padat sumber daya tersebut. Investasi keamanan langsung setara dengan nilai perlindungan yang diterima.

Baca juga: Munculnya Ancaman Baru dan Strategi Pertahanan yang Harus Diadopsi

2. Mengatasi Kompleksitas dan Kepatuhan

Perusahaan besar dan kecil menghadapi kesulitan yang sama:

Tantangan

Penjelasan

Solusi Layanan Terkelola

Kesenjangan Skala (Skala)

Kepatuhan (Compliance)

Bisnis semakin besar, kompleksitasnya meningkat lebih cepat, membuat celah keamanan jadi sangat banyak.

Peraturan seperti GDPR atau persyaratan Asuransi Siber menuntut fitur keamanan dan sertifikasi yang sangat spesifik dan ketat.

MSSP menyediakan keahlian dan teknologi yang sudah siap diskalakan, mampu mengawasi seluruh jaringan, dari endpoint hingga cloud.

MSSP dapat mengawasi kompleksitas keamanan Anda sekaligus memastikan semua kriteria asuransi atau regulasi terpenuhi, secara efektif mengalihkan sebagian liabilitas keamanan ke penyedia layanan.

3. Keamanan Tingkat Perusahaan Tanpa Biaya Internal

Bagi UMKM, layanan keamanan terkelola memungkinkan mereka menikmati perlindungan setingkat SOC (Security Operations Center) pusat komando keamanan dengan ahli terlatih yang siaga 24/7 tanpa harus menanggung biaya internalnya yang sangat besar.

Alih-alih merekrut tim keamanan internal dengan gaji yang mahal, perusahaan cukup berfokus menggunakan layanan pihak ketiga (vendor-supplied MDR seperti ESET PROTECT MDR) yang sudah mencakup semua basis perlindungan, termasuk penyaringan ancaman canggih secara proaktif.

Baca juga: Mengapa Kaum Muda Lebih Rentan terhadap Ancaman Siber

Keamanan yang Cerdas Adalah Investasi

Memotong anggaran keamanan siber adalah tindakan yang ceroboh. Pendekatan yang lebih cerdas adalah mengubah cara investasi keamanan dilakukan.

Dengan memilih layanan keamanan terkelola (MSSP atau MDR dari vendor tepercaya), perusahaan bisa mendapatkan jaring pengaman berkelas dunia yang mampu:

  1. Mengurangi biaya operasional (personel, pelatihan, pemeliharaan).
  2. Meningkatkan level keamanan hingga setingkat perusahaan besar.
  3. Memenuhi standar kepatuhan dan asuransi yang ketat.

Intinya, di tengah ketidakpastian ekonomi, memilih opsi keamanan yang tepat akan memberikan Imbal Hasil Positif (ROI) bagi bisnis, mitra, dan yang terpenting, pelanggan Anda. Ini adalah cara untuk menjadi perusahaan yang tangguh (recession-proofing) tanpa mengorbankan perlindungan.

Apakah perusahaan Anda sudah mengevaluasi ulang biaya keamanan siber menjadi investasi operasional?

 

 

Baca artikel lainnya: 

 

 

Sumber berita:

 

Prosperita IT News