Ancaman PromptLock Ransomware Berbasis AI

Credit image: Dreamina

Ancaman siber paling menakutkan saat ini adalah ransomware, yaitu serangan yang mengenkripsi data korban dan menuntut tebusan agar data dapat dipulihkan.

Laporan terbaru menggarisbawahi betapa seriusnya ancaman ini, bahkan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang rentan terhadap serangan ransomware.

Berikut adalah ringkasan mengenai gambaran ancaman ransomware, vektor serangan utamanya, serta bagaimana bisnis dapat membentengi diri.

1. Ransomware Adalah Krisis yang Meningkat

Menurut Verizon 2025 Data Breach Investigations Report (DBIR), tidak kurang dari 44% kasus pelanggaran data tahun lalu melibatkan ransomware. Angka ini melonjak tajam dari 32% di tahun sebelumnya.

Sementara itu, laporan dari Coalition Inc. menemukan bahwa 40% pemegang polis asuransi siber yang mengalami insiden ransomware memilih untuk membayar uang tebusan.

Meskipun pembayaran tebusan dilaporkan menurun secara rata-rata, faktanya organisasi masih merasa tertekan untuk membayar.

Baca juga: Hacker Kini Curi Data Anda di Tengah Jalan

UKM Jauh Lebih Rentan

Banyak pemilik bisnis kecil berpikir mereka terlalu “kecil” untuk menjadi target. Kenyataannya, justru sebaliknya:

  • Ransomware menyerang UKM secara tidak proporsional. Di organisasi besar, ransomware terlibat dalam 39% kasus pelanggaran, tetapi di UKM, angka ini melonjak menjadi 88%.
  • Pelaku kejahatan siber tahu bahwa UKM sering kali memiliki sumber daya dan postur keamanan yang lebih terbatas, menjadikan mereka target yang lebih mudah dan menguntungkan.

2. Vektor Intrusif Utama (Main Intrusion Vectors)

Bagaimana ransomware berhasil masuk ke jaringan? Laporan Verizon 2025 DBIR mengidentifikasi tiga jalur masuk utama bagi pelaku ancaman:

A. Penyalahgunaan Kredensial (Stolen Credentials)

Kredensial curian (nama pengguna dan kata sandi) tetap menjadi vektor akses awal paling dominan, tercatat dalam 22% pelanggaran data.

  • Pelaku dapat membeli kredensial yang bocor di dark web.
  • Mencuri kredensial melalui malware pencuri informasi (infostealer).
  • Sebanyak 40% korban ransomware ternyata memiliki alamat email perusahaan yang terekspos dalam kredensial yang disusupi.

B. Eksploitasi Kerentanan

Eksploitasi kerentanan perangkat lunak melonjak menjadi akses awal di 20% pelanggaran, mendekati tingkat penyalahgunaan kredensial.

Fokus Perangkat Edge: Terjadi peningkatan hampir delapan kali lipat dalam serangan yang menargetkan kerentanan pada perangkat edge jaringan seperti VPN dan router, yang kini menjadi 22% dari semua vektor eksploitasi.

C. Phising dan Rekayasa Sosial

Serangan rekayasa sosial (Social Engineering), terutama melalui phishing (email atau pesan palsu), menyumbang 16% dari total pelanggaran. Pelaku memanipulasi karyawan untuk mengklik tautan berbahaya atau membuka lampiran yang menyebarkan malware.

Baca juga: Mengamankan Server Bisnis Anda

3. Ancaman Masa Depan Ransomware Digerakkan AI (PromptLock)

Selain ancaman yang sudah ada, ESET telah menemukan bukti awal dari jenis ransomware yang sepenuhnya baru: PromptLock, yang digerakkan oleh Kecerdasan Buatan (AI).

Penemuan PromptLock oleh ESET

ESET, melalui tim penelitinya, baru-baru ini menemukan bukti awal dari jenis ransomware yang sepenuhnya baru bernama PromptLock. Ransomware ini merupakan yang pertama di dunia yang didukung oleh AI generatif (GenAI).

  • Mekanisme Otonom: PromptLock adalah proof-of-concept (PoC) atau purwarupa yang menggunakan model bahasa AI (Language Model) yang dapat diakses secara lokal untuk menghasilkan skrip berbahaya secara real-time.
  • Adaptasi Cepat: AI secara otonom dapat memutuskan file mana yang akan dicari, disalin (exfiltrate), atau dienkripsi, berdasarkan instruksi teks yang telah ditentukan.
  • Implikasi: Penemuan ini menunjukkan bagaimana AI secara drastis menurunkan batas masuk bagi pelaku kejahatan siber, memungkinkan pembuatan malware yang lebih canggih, adaptif, dan jauh lebih sulit dideteksi oleh pertahanan tradisional.

4. Cara Bisnis Membentengi Diri (Solusi Perlindungan)

Karena ransomware umumnya merupakan tahap akhir dari penyusupan, pertahanan harus berfokus pada pencegahan akses awal dan persiapan pemulihan:

  • Terapkan MFA yang tahan phishing di semua layanan, terutama email dan VPN, untuk mencegah akses meskipun kredensial dicuri.
  • Segera perbarui perangkat lunak dan sistem operasi (termasuk VPN dan router) untuk menambal kerentanan yang sering dieksploitasi oleh penyerang.
  • Edukasi karyawan secara teratur tentang cara mengenali email phishing, tautan mencurigakan, dan teknik rekayasa sosial lainnya.
  • Pastikan backup disimpan secara immutable (tidak dapat diubah) dan offline (terpisah dari jaringan utama) agar tidak ikut terenkripsi saat terjadi serangan.
  • Pasang perangkat lunak antivirus/keamanan endpoint (titik akhir) yang kuat dan gunakan filter email untuk memblokir lampiran berbahaya sebelum mencapai pengguna.

Meskipun ancaman terus berevolusi, prinsip perlindungan tetap sama: membangun pertahanan berlapis, meningkatkan kesadaran manusia sebagai garis pertahanan pertama, dan selalu siap untuk memulihkan diri jika terjadi insiden.

 

 

Baca artikel lainnya: 

 

 

Sumber berita: 

 

Prosperita IT News