Nyamuk Modifikasi Berhasil Kurang Populasi Spesiesnya

Digitalmania – Nyamuk adalah hewan yang selalu mudah temui di mana pun kita berada, mereka adalah spesies berbahaya yang menularkan berbagai penyakit berbahaya, selain juga sangat mengganggu dan menyebalkan.

Nyamuk merupakan hewan paling mematikan di dunia menurut laporan World Healt Organization tahun 1996 diketahui bahwa 2,7 juta manusia meninggal dunia disebabkan oleh nyamuk, jadi dari sini kita bisa mendapat gambaran seberbahaya apa nyamuk bagi kehidupan manusia.

Jumlahnya yang terus bertambah menyebabkan populasi nyamuk di berbagai negara, kekhawatiran dengan penyakit yang dibawanya, sekelompok ilmuwan melakukan sebuah penelitian. Dibiayai oleh sebuah perusahaan swasta, mereka mengembangkan nyamuk yang sudah dimodifikasi.

Memang bisa saja kita menggunakan pestisida untuk menghabisi nyamuk, akan tetapi itu juga akan membunuh serangga yang lain, dan dapat berakibat kerusakan pada ekosistem. Karena itu beberapa perusahaan seperti Alphabet perusahan induk Google dan Oxitec yang dimiliki oleh perusahan bioteknologi di Virginia yang bernama Intrexon untuk mengurangi populasi nyamuk di dunia dengan pendekatan berbeda.

Mereka mengembangbiakan nyamuk dari spesies Aedes aegypti yang membawa beberapa penyakit yang bisa menginfeksi manusia.. Namun nyamuk lab ini tidak sama seperti nyamuk lainnya karena mereka akan membawa bakteri yang disebut Wolbachia. Bakteri ini umumnya berada pada 60 persen serangga, tetapi uniknya tidak pada Aedes aegypti.

Ilmuwan kemudian kemudian mengkondisikan agar bakteri Wolbachia bisa hidup pada nyamuk Aedes aegypti jantan, kemudian menyebarkan jutaan nyamuk jantan tersebut ke alam liar. Nyamuk jantan ini akan mencari betinanya untuk kawin, dan saaat pembuahan tersebut bakteri akan ditularkan melalui sperma kepada nyamuk betina sehingga pada akhirnya tidak akan bisa membuat telur-telur nyamuk menetas, sehingga akan membuat populasi nyamuk akan berkurang secara drastis.

Uji coba sudah dilakukan di Brazil, Panama dan Cayman Island dan hasilnya 90 persen populasi nyamuk di dwilayah tersebut berkurang. Keberhasilan ini tentu saja bisa diimplementasikan di negara lain, seperti negara-negara tropis yang memiliki banyak nyamuk, Indonesia contohnya. Namun, perlu peran pemerintah dalam pelaksanaannya. Digitalmania. (AN).