Siap Berubah Haluan, Eropa Bangun Ratusan Stasiun Pengisian Listrik

Digitalmania – Untuk memudahkan adopsi kendaraan listrik (EVS), pengguna harus tahu bahwa mereka dapat mengisi ulang kendaraan listrik mereka semudah mengisi bensin ke mobil konvensional. Tesla misalnya telah memasang ratusan stasiun supercharger di seluruh dunia, dari Amerika Serikat, Australia dan Eropa, bahkan China.

Di tempat lain, produsen mobil seperti BMW, Ford, dan Volkswagen telah bersepakat untuk membuat jaringan pengisian daya yang disebut IONITY, untuk memasang 400 stasiun pengisian di Jerman, Norwegia, dan Austria pada tahun 2020. Dalam kedua kasus tersebut, stasiun sengaja ditempatkan di jalan raya atau di dalam populasi seperti daerah perkotaan agar pemilik EV dapat dengan mudah mengisi dan kembali ke jalan.

Tidak mau kalah, perusahaan internasional energi dan e-mobilitas E.ON dan Provider e-mobility Denmark, Clever bermitra untuk membangun jaringan stasiun pengisian lainnya. Selama tiga tahun ke depan, jaringan mereka akan menyediakan 180 stasiun pengisian “ultra-fast” di 7 negara antara Norwegia dan Italia. Setiap stasiun memiliki kapasitas 150 kW, membuatnya hampir setara dengan stasiun Tesla yang berkapasitas 145 kW, namun masih di belakang kapasitas 350 kW IONITY.

CLEVER bukan satu-satunya perusahaan yang telah diajak bermira oleh E.ON. Sebenarnya, keduanya hanya menyumbang 160 dari 180 stasiun pengisian. 20 sisanya berasal dari kesepakatan dengan stasiun layanan YX. Apabila pembangunan di 180 stasiun awal berjalan dengan baik, E.ON dan CLEVER terbuka untuk memperluas atau menambah 400 stasiun yang tersebar di seluruh Eropa.

Inisiatif ini telah menerima dana sebesar €10 juta (hampir $12 juta) dari Komisi Eropa, dan hanya 1 dari 4 proyek yang dipilih untuk dieksplorasi. Seri pertama stasiun akan berlokasi di Jerman dan Denmark, dengan setiap stasiun berisi 2-6 pengisi daya. Menurut E.ON, setiap pengisi daya akan mampu mengisi daya baterai 400 km (248 mil) hampir dalam waktu sekitar 20-30 menit. Tentu saja, itu hanya perkiraan kasar, dan waktu pengisian yang sebenarnya akan bervariasi dengan kapasitas mobil dan baterai.

Kita harus menunggu dan melihat seberapa sukses dan dapat diandalkan jaringan pengisian daya yang baru akan dibangun tersebut. Namun kemitraan yang dibangun oleh banyak perusahaan merupakan sebuah langkah maju dalam pengembangan dan adopsi kendaraan listrik di seluruh dunia. Mudah-mudahan ke depan kita akan melihat lebih banyak perusahaan dan produsen mobil melakukan langkah serupa untuk menarik minat pengguna mobil konvensional agar berpindah haluan. Digitalmania. (VA).