Perangkat Ini Membantu Pasien Stroke Pulih Lebih Cepat

Digitalmania – Penyakit stroke bisa terjadi pada siapa pun, penyakit ini terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Penderita yang mengalami penyakit stroke biasanya disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti merokok, konsumsi garam berlebihan, mengkonsumsi lemak berlebihan yang menumpuk dalam tubuh menyebabkan kolesterol tinggi. Kebiasaan konsumsi gula berlebihan juga dapat menyebabkan stroke. Bagi mereka yang mengalami serangan stroke membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat pulih kembali itu pun tidak ada jaminan penderitanya bisa pulih 100%.

Sulitnya memulihkan pasien stroke menginspirasi para peneliti di universitas Ohio menciptakan perangkat neurostimulasi yang diimplan/tanam ke pasien stroke. Fungsi dari implan ini adalah untuk membantu mereka pulih dari stroke lebih cepat daripada teknik rehabilitasi tradisional. Implan bekerja dengan merangsang saraf pasien, membantu memperbaiki sirkuit otak pasien, membantu memulihkan fungsi motorik tertentu.

Alat ini disebut Vivistim, dan terhubung ke saraf vagus melalui implan di dada pasien seperti alat pacu jantung. Vivistim saat ini sedang menjalani uji klinis setelah percobaan sebelumnya sekitar 85 persen pasien mendapat manfaat dari alat stimulasi saraf ini. Dalam proses rehabilitasi tradisional, diperlukan waktu bertahun-tahun bagi korban stroke untuk mendapatkan kembali kendali motorik mereka, tetapi implan membantu mempercepat proses itu.

Stimulasi saraf ini seperti menyalakan saklar, membuat otak pasien lebih mudah menerima terapi. Tujuannya adalah untuk melihat apakah kita dapat meningkatkan pemulihan motorik pada orang melalui implan neurostimulasi yang sebenarnya adalah alat pacu saraf yang ditanam di tubuh mereka. Stimulasi saraf vagus secara potensial mendorong otak untuk melepaskan neurotransmiter yang membantu membentuk koneksi saraf baru. Digitalmania. (AN).