YouTube Perang Melawan Anti Vaksin

Digitalmania – YouTube beberapa waktu ini sepertinya sedang dirundung masalah beruntun terkait video-video yang beredar di kanal mereka. Jika sebelumnya ditemukan banyak channel yang terkait dengan fedofilia yang menyebabkan perusahaan beken seperti Nestle, Fortnite dan Disney menangguhkan rencana mereka memasang iklan di YouTube, kali ini video anti vaksin menjadi sorotan.

Awal tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima resistensi yang semakin besar terhadap vaksinasi dalam daftar terbaru ancaman paling buruk terhadap kesehatan global bersama dengan Ebola dan polusi udara.

Dipicu oleh munculnya kembali wabah campak di sejumlah tepat di seluruh dunia sehingga membuat banyak korban berjatuhan membuat dunia bereaksi keras menentang gerakan anti vaksinasi yang ditenggarai sebagai penyebab munculnya kembali wabah campak. Dan ini juga ditakuti akan diikuti munculnya wabah penyakit lain akibat enggannya melakukan vaksinasi.

Banyak yang menyakini bahwa maraknya gerakan anti vaksinasi adalah akibat penyebaran masif video melalui platform seperti YouTube. Menindaklanjuti ini pihak YouTube menarik penempatan iklan terprogram pada sejumlah saluran terkait anti-vaksinasi atau “anti-vax”.

“Kami memiliki kebijakan ketat yang mengatur video apa yang kami izinkan menampilkan iklannya, dan video yang mempromosikan konten anti-vaksinasi merupakan pelanggaran terhadap kebijakan itu,” kata juru bicara YouTube. “Kami memberlakukan kebijakan ini dengan penuh semangat, dan jika kami menemukan video yang melanggarnya, kami segera mengambil tindakan dan menghapus iklan.”

Saluran yang terpengaruh termasuk saluran “pengobatan alternatif” dan saluran khusus anti-vaksinasi. Dari sekian banyak channel, tiga di antaranya diidentifikasi memiliki sekitar 473.000 pelanggan di YouTube.

Kasus anti vaksin sedang terjadi di berbagai negara, Indonesia salah satunya yang sempat dibuat repot dengan sekelompok golongan yang anti vaksin sehingga menyebabkan banyak masalah bahkan menyebabkan meluasnya wabah difteri. Digitalmania. (AN).